Pembakaran Al Quran Dikecam Pendeta
Rencana aksi pembakaran Al Quran oleh sekte Dove World Outreach Center di Florida, Amerika Serikat terus mendapat penentangan. Ketua Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Sulawesi Selatan, Pendeta USK Wijayaputra ikut mengecam tersebut.
"Kami tidak menyetujuai aksi pembakaran tersebut," kata Wijayaputra yang dihubungi siang tadi. Alasannya, aksi tersebut bertentangan dengan gerak perjuangan PGI selama ini. Karena itu ia pihaknya ikut mengecam dan memberi peringatan keras terhadap orang-orang yang akan melakukan pembakaran. Ia juga menegaskan bahwa gereja di bawah naungan PGI tak akan melakukan hal serupa.
Selama ini pihaknya selalu berusaha menjaga toleransi sesama umat beragama. Wijayaputra sendiri sudah terbiasa hidup bertoleransi dalam lingkungan keluarganya. “Dari 9 bersaudara ada 2 saudara saya yang orang Islam, nenek saya bahkan seorang kyai, jadi saya sudah terbiasa,” tambahnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Humas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Sulawesi Selatan, Hasanuddin Rasyid,
mengajak umat beragama lain yang cukup peduli dengan rencana pembakaran ini untuk ikut serta mengecam rencana pembakaran tersebut. Hal tersebut diungkaplan disela-sela demo mengutuk pembakaran Al Quran yang diikuti sekitar 300 orang di Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat, berjalan kaki menuju Masjid Al Markaz, pagi tadi.
Kutuk Rencana Pembakaran Al-Quran, Berbagai Elemen Lintas Agama Geruduk Kedubes AS
Kutukan terhadap rencana hari pembakaran Alquran terus-menerus muncul.
Hari ini (Sabtu, 4/8), berbagai elemen lintas agama menggeruduk Kedutaan Besar AS di Indonesia untuk mendesak pemerintahan AS bertindak membubarkan rencana biadab itu.
gendanya hari ini akan diadakan demonstrasi yang dilakukan oleh HTI, Gerakan Peduli Pluralisme dan Persekutuan Gereja Indonesia. Mereka menuntut AS membatalkan rencana hari pembakaran Al-Quran sedunia yang akan dilakukan tanggal 11 September mendatang," ujar Petugas Samapta, AKP Darmanto di depan Kedubes AS Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta.
Polisi yang berjaga berasal dari Polres Jakpus dan Polsek Gambir dengan jumlah pasukan dua kompi dan tiga mobil Barakuda.
"Kalau HTI, biasanya selalu tertib," lanjut Darmanto.