Inilah Alasan Mengapa Ide Bensin Premix Wamen ESDM Sulit Dilakukan


Ide Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo supaya SPBU Pertamina menyediakan premix RON 90 seharga Rp 7.200/liter sulit direalisasikan. Kenapa?

Menurut Komaidi Notonegoro ,yang merupakan Wakil Direktur Reform Miner Institute, ada dua hal yang menjadikan wacana dari Widjajono itu lemah. Pertama dari sisi dasar hukum.
"Premix masih menggunakan campuran BBM subsidi yakni premium. Itu harus dituangkan dulu dalam UU APBN yang berjalan. Kalau tidak nanti bisa dimasalahkan di DPR," kata Komaidi kepada detikFinance, Kamis (5/4/2012).

Lalu alasan kedua, lanjut Komaidi, dari sisi teknis sangat sulit untuk memproduksi bensin jenis premix yang beroktan 90 tersebut.

"Membuat premix beroktan 90 ini tidak semudah mencampur jus. Saya kira yang disampaikan Pertamina benar. Tidak mudah karena butuh setting kilang yang baru untuk membuat bensin yang oktannya di tengah-tengah ini. Secara teknis tidak mudah dan biayanya tidak sedikit," tuturnya.

Memang ide premix ini adalah mencampur premium beroktan 88 dengan pertamax beroktan 90 sehingga bertemu bensin beroktan 90 bernama premix tersebut.

Sebelumnya, Widjajono mengatakan premix bisa jadi solusi untuk mobil mewah yang saat ini merasa pertamax Rp 10.200 per liter itu mahal dan terpaksa kembali ke premium. Premix ini harga jualnya Rp 7.200/liter dan masih disubsidi, namun tidak sebesar premium.

Anggota Komisi VII DPR, Satya W. Yudha mengatakan ide Wamen ESDM tersebut mungkin baik, tapi berbahaya apalagi dalam komponen Premix RON 90 tersebut masih ada unsur subsidi.

"Kalau sudah ada unsur subsidinya artinya harus disampaikan secara resmi ke kita (DPR) tidak bisa seenaknya saja ngomong ke wartawan, dari mana alokasi dananya, karena subsidi Rp 225 triliun yang diketok di paripurna sudah menjadi undang-undang dan sudah ada pos-pos nya sendiri," ungkap Satya.

Vice Presiden Corporate Communication Pertamina M. Harun mengatakan, bisa saja SPBU menjual premix namun harganya tak mungkin Rp 7.200.

"Bisa saja (Premix RON 90), tapi harganya tidak bisa Rp 7.200 per liter. Harganya pasti tidak akan jauh berbeda dengan pertamax (Rp 10.200) yang memiliki oktan 92 dan Pertamax plus beroktan 95," kata Harun ketika dihubungi wartawan, di Jakarta, Rabu (4/4/2012).

Menurut Harun, kalau pemerintah seandainya ingin tetap membuat premix dengan harga Rp 7.200 silakan campur sendiri antara premium dan pertamax

"Nggak bisa (Rp 7.200) kalau mau ya campur sendiri aja," kata Harun dengai derai tawa.

Pasalnya menurut Harun, jika pencampuran premiun dengan pertamax dan menjadikan premix dengan RON 90 harganya tidak akan jauh berbeda dengan pertamax dan sudah jelas disparitasnya masih jauh dengan premium.

◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2011 Berita dan informasi is proudly powered by blogger.com | Design by BLog Bamz Published by Template Blogger

jaket tenun | Pengobatan Jantung Koroner